Senin, 28 November 2011

metode latihan dan pengembangan untuk karyawan

On the job Training
Teknik-teknik on the job training merupakan metode latihan yang
paling banyak digunakan, di mana karyawan dilatih tentang pekerjaan baru
dengan supervisi langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya
karyawan lain).
(1) Rotasi Jabatan, pelatihan yang ditujukan untuk memberikan pengetahuan
kepada karyawan tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda dan praktik
berbagai macam keterampilan manajerial;

(2) Instruksi Pekerjaan, pelatihan
yang ditujukan untuk memberikan secara langsung petunjuk pekerjaan, dan
digunakan terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan
perkerjaan;

(3) Magang (apprenticeships), merupakan proses belajar dari
seorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman. Pelatihan ini sangat
tepat untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tertentu seperti ahli
Teknik-teknik Latihan
dan Pengembangan
Off The Job
Training
On The Job
Training kerajinan;

(4) Coaching, pelatihan yang diberikan oleh penyelia atau atasan
kepada karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin mereka dalam bentuk
bimbingan dan pengarahan;

(5) Penugasan Sementara, berupa penempatan
karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk
jangka waktu yang ditetapkan, di mana karyawan terlibat dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah-masalah organisasional secara nyata; (6)
Sistem Penilaian Pekerjaan, merupakan penilaian yang diberikan kepada
karyawan setelah menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, yang
selanjutnya dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut dari diri
karyawan yang bersangkutan.

Off the Job Training

Teknik-teknik yang termasuk dalam off the job training meliputi:
metode-metode simulasi dan presentasi informasi. Pada metode simulasi
karyawan peserta latihan menerima representasi tiruan (artificial) suatu aspek
organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan
sebenarnya.
(1) Metode Studi
Kasus, pada metode ini kepada para peserta disediakan deskripsi tertulis
suatu situasi pengambilan keputusan,
(2) Role Playing, pada teknik ini peserta pelatihan atau karyawan
diminta untuk memainkan berbagai peran yang berbeda.
(3) Business Games,
merupakan suatu simulasi pengambilan keputusan dalam skala kecil yang
dibuat sesuai dengan situasi kehidupan nyata.
(4) Vestibule Training,
merupakan bentuk pelatihan yang dirancang agar tidak mengganggu
kegiatan normal yang terjadi pada lembaga.
Sementara itu mengenai teknik-teknik presentasi informasi sebagai
upaya untuk mengajarkan sikap, konsep, atau keterampilan kepada peserta
pelatihan, dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Kuliah
(2) Presentasi Video
(3) Metode Konperensi
(4) Programmed Instruction
(5) Self Study

tujuan diadakannya latihan dan pengembangan karyawan

tujuan utama
program latihan dan pendidikan atau pengembangan pegawai. Pertama,
latihan dan pengembangan dilakukan untuk menutup “gap” antara kecakapan
atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua, programprogram
tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan. Sesuai
dengan analisis jabatan, recruitment pegawai mensyaratkan mereka yang
diterima sudah mempunyai kualifikasi tertentu.

Namun karena lembaga
pendidikan formal tidak mempersiapkan tenaga kerja siap pakai dan siap
kerja pada lembaga tertentu, maka latihan pendidikan perlu diadakan oleh
lembaga yang bersangkutan. Dalam hal ini latihan dan pendidikan berfungsi
untuk menjembatani kesenjangan antara kemampuan individu dengan
kebutuhan pekerjaan di suatu lembaga.

Meskipun usaha-usaha latihan dan pendidikan memakan waktu dan
mahal, akan tetapi manfaatnya besar sekali terhadap keberlangsungan
lembaga, karena akan mengurangi perputaran tenaga kerja dan membuat
karyawan menjadi lebih produktif dan professional. Lebih lanjut, latihan dan
pendidikan membantu karyawan dalam menghindarkan diri dari keusangan
dan melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Di samping latihan awal, orientasi
kerja juga harus diberikan kepada pegawai baru. Hal ini didasarkan
pertimbangan, bahwa sebelum bekerja mereka perlu diperkenalkan kepada
pimpinan, rekan sekerja, lingkungan kerja, jenis-jenis pekerjaan yang akan
segera dijalani, perlatan yang digunakan, struktur organisasi dan fungsi
masing-masing bagian. Dengan demikian pegawai tersebut tidak akan
merasa canggung untuk beradaptasi dengan dunianya.